PENGUKURAN, PENGUJIAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI

Konsep dasar :

Nilai pada dasarnya angka atau huruf yang melambangkan seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan yang telah ditunjukkan oleh testee terhadap materi atau ubahan yang diteskan sesuai dengan tujuan indikator yang telah ditentukan (Anas,2005). Nilai pada dasarnya juga melambangkan penghargaan yang diberikan oleh tester kepada testee atas jawaban betul yang diberikan oleh testee dalam tes hasil belajar. Artinya makin banyak jumlah butir soal dapat dijawab dengan betul, maka penghargaan yang diberikan oleh tester kepada testee akan semakin tinggi, dan sebaliknya, jika jumlah butir item yang dapat dijawab dengan betul itu hanya sedikit, maka penghargaan yang diberikan kepada testee juga kecil atau rendah. (Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada).

Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri (Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksaraa).

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan unutk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan tentang proses dan hasil belajar peserta didik yag dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan.

Empat istilah dalam penilaian :
  1. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala enurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran dapat berupa tes dan non tes . Pengukuran pendidikan bisa besifat kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif hasilnya berupa anga, sedangkan kualitatif berupa predikar atau pernyatan, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang) yang disertai dengan deskripsi penjelasan prestasi peserta didik.
  2. Pengujian adalah bagian dari pengukuran yang dilanjukan dengan kegiatan penilaian.
  3. Penilaian (assesment) adalah istilah umum uang mencangkup semua metode yang bisa digunakan unutk menilai kerja individu atau kelompok peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelasakan karakteristik seseorang atau sesuatu (Grinffin and Nix, 1991). Instruen penilaian berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, projek, produk, inventori, jurnal, protofolio, penilaian diri. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik. 
  4. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek (Menrens dan Lehmann, 1991). Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memliki dimensi berupa kemampuan, kreatifitas, sikap, minat, dan keterampilan. 
Prinsip Penilaian :
  1. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapain kompetensi.
  2. Penilaian menggunakan acuan kriteria berdasarkan pencapaian komptensi.
  3. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
  4. Hasil penielian ditindaklanjuti dengan [rogram remidial bagi peserta didik yang pencapainnya dibawah kriterian ketuntasan.
  5. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
Issue dan trend 
Kurikulum-13 
Kehadiran Kurikulum 2013 dimaksudkan sebagai salah salah satu pemecah masalah bangsa yang dirasakan semakin kompleks, yaitu untuk mengatasi pembangunan sumber daya manusia dan daya saing bangsa (human developmen and nation competitiveness). Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan oleh Trends in International Mathematics and Science Assessment Study (TIMSS) maupun Program for International Students Assessment (PISA) sejak tahun 1999, menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia masih ada dalam urutan bawah atau belum menggembirakan. Disinyalir bahwa salah satu penyebabnya adalah materi uji yang diberikan tidak masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia (Permendikbud No. 67/2013).
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan sembilan pola pikir, yaitu:
  1. Pola pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa,
  2. Pola pembelajaran satu arah menjadi pola pembelajaran interaktif,
  3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pola pembelajaran jejaring,
  4. Pola pembelajaran pasif menjadi pola pembelajaran aktif,
  5. Pola pembelajaran sendiri menjadi pola pembelajaran kelompok,
  6. Pola pembelajaran dengan menggunakan alat tunggal menjadi pola pembelajaran berbasis alat multimedia,
  7. Pola pembelajaran berbasis masal menjadi pola pembelajaran berbasis kebutuhan pelanggan,
  8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak, dan
  9. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis (Permendikbud, No 67/2013).
Konsep hasil belajar :
  1. Pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu”. (Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara dan Jihad, Asep, Abdul haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo).
  2. Polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. (Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar ).
  3. Hasil belajar yang menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses belajar mengajar tentang mata pelajaran tertentu. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar itu biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya”.“Hasil belajar nyata dari apa yang dapat dilakukannya yang tidak dapat dilakukannya sebelumnya. Maka terjadi perubahan kelakuan yang dapat kita amati dan dapat dibuktikannya dalam perbuatan” (Supratiknya, A. 2012. Penialian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta : Universitas Sanata Darma).
Contoh Evaluasi Pembelajaran
Berikut ini contoh dari evaluasi pembelajaran di bawah ini:
  1. TES atau UJI; secara umum, uji atau tes terdiri dari 3: a) Tes non-verbal, b) Ujian lisan, c) Teks tertulis.
  2. Dilihat oleh jumlah orang: a) Individual, b) Tes kelompok
  3. Dalam hal produksi: a) Tes buatan: tes yang dilakukan oleh guru, b) Tes standar: tes standar.
  4. Terlihat dari formulir: Deskripsi Tes; Ada dua jenis tes deskripsi: Deskripsi terbatas: deskripsi yang membutuhkan jawaban singkat, Contoh: menyebutkan elemen intrinsik sebuah novel dan Deskripsi gratis: deskripsi yang membutuhkan jawaban gratis, Contoh: bagaimana menurut Anda perkembangan novel di Indonesia?; Kekuatan dari deskripsi tes: a) Membuatnya mudahb) Ini dapat menilai kemampuan siswa untuk berpikir dan memberikan ide, c) Kemampuan menebak itu kecil. Deskripsi uji kelemahan: Butuh waktu lama untuk memperbaikinya, Subjektivitas tinggi, Korektor hanya orang yang menguasai materi.
  5. Tes objektif memiliki banyak jenis, yaitu: baca : amplop laraman kerja. Keuntungan dari tes objektif : a) koreksi yang mudah, b) skor mudah, c) jawaban absolut, d) jawaban bisa diperbaiki oleh orang lain, e) unsur subjektivitas kecil. Kelemahan tes objektif: a) Butuh waktu lama untuk direalisasikan, b) kesempatan menebak sangat besar.
  6. Tes alat evaluasi tanpa tes, ada juga berbagai jenis kegiatan, misalnya: Catatan: siswa diminta untuk melakukan pengamatan dan mencatat sebuah fakta yang sedang diselidiki. Pengamatan dibagi menjadi tiga: a) Partisipasi, b) Langsung, c) Tidak langsung, dan bisa juga melalui : a) Interview: siswa diminta untuk melakukan pertanyaan dan jawaban kepada informan yang mengetahui gejala yang sedang diselidiki, b) Kuisioner: siswa diminta untuk menulis tentang sikap dan pendapat mereka terkait pernyataan yang disajikan, c) Skala sikap: digunakan untuk menilai sikap siswa dan daftar periksa: daftar topik dan aspek yang diamati. Jika aspek itu ada, beri tanda centang (V)
Berikut contoh soalnya :

Komentar

  1. Disini ada kalimat yg bisa di perbincangkan, yaitu "Disinyalir bahwa salah satu penyebabnya adalah materi uji yang diberikan tidak masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia"

    Kenapa ya bisa terjadi ? Padahal sesuai dengan panduan, apa mungkin keterbatasan penyebaran informasi sbg penghambat ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik mas maul, teliti sekali dan sayapun demikian bisa berdiskusi banyak tentang itu

      Hapus
  2. Dengan adanya hal tersebut seorang guru tidak boleh memberikan penilaian secara asal-asalan ada banyak aspek yg dilihat guru dlm memberikan penilaian dan pengukuran terhadap siswa. Mulai dari memberikan memberikan evaluasi dan pengujian. Dan disitu tertulis ada banyak jenis dari evaluasi yg bisa dilakukan oleh guru dengan harapan hasil dari evaluasi tersebut memberikan hasil penilaian dan pengukuran yg sesuai dg keadaan siswa. Istiqomah (18.0405.0001)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mb istiqomah, penilaian ada rangkain yg harus diurutkan dengan melakukan pengukuran.. menilai tidak memandang ras tapi bentuk transparansi yang harus dipertanggungjawabkan secara kualitatif dan kuantitatif

      Hapus
  3. Terimakasih pak materinya sangat membantu.
    Mungkin dengan mengetahui kegiatan pengukuran, penilaian evaluasi diharapkan bisa membantu memberikan pengetahuan kepada guru agar bisa memahami cara mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa termasuk metode yang digunakan apakah sudah tepat atau belum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul om andri.. mari menilai dengan sebaik-baiknya

      Hapus
  4. pengukuran, pengujian, penilaian dan evaluasi memanglah penting dalam proses pembelajaran karena dengan adanya pengukuran dan pengujian itu kita seorang guru akan tahu kemampuan dari siswa. setelah adanya pengujian dan juga pengukuran maka akan timbul penilaian, dan juga dengan adanya penilaian itu juga mengukur seberapa kemampuan siswa dalam proses belajarnya. memang pengujian, pengukuran dan penilaian adalah sesuatu yang harus dilalui seorang siswa sebagai tolak ukur siswa dalam proses belajar. kemudian setelah itu ada evaluasi yaitu pengevaluasian siswa terkait dengan belajarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari kita mengurutkan untuk melakukan hasil belajar siswa dengan sebaik-baiknya

      Hapus
  5. Dari materi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi itu sangat berkaitan, dimana ketika melakukan pengukuran akan ditemukan penilaian dan ketika melakukan penilaian akan terbentuk lah evaluasi.
    Jadi, untuk melakukan evaluasi dalam pembelajaran seorang guru terlebih dahulu melakukan pengukuran dan penilaian terhadap perserta didik baik itu berupa tes atau non tes, maka akan bisa disimpulkan hal2 apa sajakah yg harus dievaluasi. Seorang guru dalam melakukan hal tersebut tidak boleh dengan asal2an tidak boleh seenaknya saja tetapi juga harus melihat perkembangan dan aspek-aspek penilaian seperti materi tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mb Umri, evaluasi adalah bagian akhir utuk melakukan kajian kesimpulan apakah penilaian tersebut valid untuk di lanjutkan atau berhenti dalam memberikan materi.

      Hapus
  6. Menurut pendapat saya bahwa pengukuran,pengujian, penilaian, dan evaluasi adalah hal terakhir dalam proses pembelajaran dan menjadi sangat penting dipahami macam evaluasi serta harus dilakukan oleh setiap guru kepada peserta didiknya. Karena dengan adanya evaluasi pembelajaran maka guru akan mudah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan yang telah dicapai oleh peserta didik. Evaluasi sangat banyak ragamnya maka dari itu guru harus mampu memberikan evaluasi yang benar- benar dapat mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dan tidak hanya sebatas formalitas tapi harus totalitas dalam melakukan evaluasi belajar. Namun evaluasi tidak hanya dilakukan oleh peserta didik semata tetapi guru pun perlu untuk dievaluasi untuk menunjang proses pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Karena terkadang peserta didik itu hasil evaluasi nya kurang baik bukan hanya karena ia yang kurang faham tetapi mungkin bisa jadi gurunya kurang mampu menyampaikan materi dengan baik kepada peserta didiknya. Oleh karena itu marilah kita senantiasa melakukan evaluasi diri supaya proses pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal.
    Artika Kurniasari (18.0405.0009)

    BalasHapus
    Balasan
    1. luar biasa statement ini,.. siao ya mb lastri jadi evaluator

      Hapus
  7. Terimakasih sangat bermanfaat...., dengan adanya penilaian, bisa digunakan guru untuk perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Apabila strategi pembelajaran yang diterapkan guru sudah sesuai maka bisa ditingkatkan dan apabila strategi pembelajarannya kurang efektif maka perlu diperbaiki. Dengan penilaian guru dapat mengerti kelebihan dan kelemahan dalam menyampaikan bahan ajar agar lebih mudah cara mengatasinya untuk pembelajaran yang lebih baik. Sehingga diketahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Jadi penilaiannya harus menyeluruh dan berkelanjutan disesuaikan dengan pembelajaran. Evaluasi bisa berupa tes dan non tes.
    Sulastri (18.0405.0006)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul.. penilaian dijadikan tolak ukur kemamluan siswa dalam prosesnya

      Hapus
  8. ternyata jenis soal juga beragam sekali ya pak....mungkin kalau kita menggunakan macam2 soal itu akan membantu siswa untuk berpikir kritis,,,karena model soal kebanyakan yg sering digunakan yang pilihan ganda saja,,,terimakasih pak...menambah wawasan kami....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah mudah2an kita bisa membuat soal sendiri untuk mengukur kemampuan siswa kita

      Hapus
  9. penilaian merupakan pokok utama yang diharapkan oleh wali murid.
    dari sekian banyak penilaian, yang paling diharapkan adalah penilaian berupa angka.
    banyak orang tua & bahkan guru yang tidak memperhatikan penilaian selain angka yang menyebabkan rasa ketidak puasan jika nilainya rendah tanpa memikirkan kopetensi nilai yang lain.

    siswa mempunyai kemampuan yang berbeda_beda, maka dari itu sebagai seorang guru harus jeli dalam menilai siswanya tidak terpaut dengan hanya menilai dari pelajaran akademik saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kejelian adalah awal dari bentuk tranparansi penilaian,.

      Hapus
  10. Pak akan tetapi dalam pandemi ini penilaian terhadap anak sangatlah tidak efisien, sekarang hanya terpacu nilai berupa angka pak?? Penilaian berupa attitude,perilaku, keaktifan sangatlah berkurang
    Lailatun Nissa Issholikhah 19.0405.0002

    BalasHapus
    Balasan
    1. Logikanya logic yg bagus dalam pernyataan ini... penilaian seharus dilakukan dgn 3 konsep kognitif, afektif, dan psikomotoric.. dalam situasi pandemic yg dilakukan adalah penilaian berbasi portopolio dengan melibatkan penilaian ortu (LFH), dan penilaian sikap ketika dalam proses pembelajaran online

      Hapus
  11. Dalam proses pembelajaran, kegiatan seperti penilaian, pengukuran, dan evaluasi sangattt dibutuhkan. Karena dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini agar pendidik mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya. Maka sangat dibutuhkan evaluasi dimana evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki cara, pembelajaran, mengadakan perbaikan bagi peserta didik juga untuk menempatkan peserta didik pada strategi, metode, teknik pembelajaran yg sesuai dg kemampuan yg dimilikinya.
    Farida Uswatun khasanah
    19.0405.0009

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah sangat memahami ya mb Farida.. lanjutken mb

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Pak Ahwy ijin bertanya.. Di daerah saya pada saat ini pendaftaran ke SMP dilakukan sebelum ujian nasional dan sebelum nilai muncul sehingga untuk mendaftarkan menggunakan nilai hasil Ujian Sekolah. Bagaimana menyikapi hal tersebut? Apakah hasil dari ujian sekolah tersebut memiliki bobot yang sama? mengingat soal yang diberikan dibuat oleh masing-masing sekolah yang berbeda. Terima kasih..
    Aulia Puspita (19.0405.0008)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik pertanyaan bagus,..setiap wilayah ada yg namanya MGMP dan KKG yg memutuskan kenijakan atas kesetaraan standar soal ujian dan sudah dikoordinasikna oleh masing2 wilayah... maka jikalau ada perbedaan standar ujian masuk SMP maka yg bertanggung jawab adalha pengawas sekolah untuk mngkoordinasikan biar tdk terjadi ketidakseimbangan kebijakan

      Hapus
  14. Dalam praktek pembelajaran di sekolah, nilai memang menjadi tolak ukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, bahkan nilai juga menjadi tolak ukur kecerdasan anak, semakin baik nilai anak, semakin cerdas anak tersebut, tetapi dalam pembelajaran di masa pandemi ini, nilai benar benar tidak bisa menjadi tolak ukur pemahaman siswa terhadap materi, karena pembelajaran dilakukan di rumah, dan guru pun tidak tau, apakah anak tersebut mengerjakan tugasnya sendiri ataupun di kerjakan oleh orang tua siswa, karena dalam masa pandemi ini, ada anak yang nilainya tinggi namun sama sekali tidak paham dengan materi pelajaran, dan ada pula anak yang nilainya tidak terlalu tinggi namun dia lebih paham dengan materi pelajaran...
    Jadi, apakah dalam pembelajaran online seperti sekarang ini, nilai masih bisa menjadi tolak ukur kemampuan siswa njih pak?, Tapi kalau bukan nilai yang sebagai tolak ukur, hal apa yang bisa digunakan sebagai tolak ukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran?


    KhoirunNisa (19.0405.0011)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini masalah kesenjangan belajar dalam evaliasi belajar, karena terjadi perubhaan budaya dan ga bekajar siswa di masa pandemik.. mekuhat ini kebijakna yg paling utama dilakukan seorang guru adalah tdk mngejar capaian kompetensi untuk bisa mbgukur pemahaman karena klo ini dilakukan makannkualitas evaluasi tidak akna tercapai..

      Hapus
    2. Evaluasi tetap mnjadi tolak ukur, namun grade harus disesuikan dgn kemampuan siswa dalam.mnyerap materi karena adanya perubahan dan transpormasi model belajar dari konven menuju online..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONDITIONAL SENTENCE

PASSIVE VOICE

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN