MODEL PEMBELAJARAN

Pengertian : 

Model pembelajaran digunakan untuk membantu guru dalam menerapkan bahan ajar yang perlu mereka sampaikan kepada siswa. Dengan adanya model pembelajaran, guru mendapatkan beragam alternatif cara untuk menyampaikan informasi kepada siswa (Wahab, 2005). Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang berisi prosedur sistematik (Suprijono, 2009) dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar tertentu (Wilson 2013) yang berfungsi sebagai pedoman bagi guru (Sagala, 2010).

Ciri-Ciri : 
  1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli.
  2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan.
  3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran dikelas.
  4. Memiliki dampak sebagai akaibat dari terapan model pembelajaran.
  5. Membuat persiapan mengajar (desain instruk-sional) dengan pedoman model pembalajaran yang dipilihnya.
Model pembelajaran aplikasi kelas :
  1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) adalah tipe khusus dari aktivitas kelompok yang mengupayakan untuk mengembangkan antara kemampuan belajar dan kemampuan sosial dengan memasukan tiga konsep/komponen ke dalam pembelajaran yaitu penghargaan kelompok, tanggung jawab individu, dan kesempatan yang sama untuk sukses. Pertimbangan dari komponen-komponen tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif membutuhkan perencanaan yang hati-hati dan pelaksanaan yang sistematis. Ini lebih dari menugaskan siswa untuk berkelompok dan menyuruh mereka untuk saling mengajari satu sama lain atau menyelesaikan tugas. (Kemp, J. E, Morrison, G. R, and Ross, S. M. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company).
  2. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang diawali dengan sajian atau tanya jawab lisan yang ramah dan terbuka terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga dapat mengetahui manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar pada diri siswa akan muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, serta suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami tidak hanya menonton dan mencatat, serta pengembangan kemampuan sosialisasi (Rosalin, E. 2008. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Karsa Mandiri Persada :112).
  3. Pembelajaran kontekstual harus melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu: (1) Construktivism (membangun), (2)Inquiry (menemukan), (3) Questioning (bertanya), (4) Learning Community (masyarakat belajar), (5) Modeling (pemodelan), (6)Reflection (refleksi), (7) Authentic Assessment (penilaian autentik). (Masyhud, S. 2012. Pengajaran Mikro untuk Mahasiswa FKIP Universitas Jember. Tidak Diterbitkan. Hand Out. Jember: UPPL dan Microteaching FKIP Universitas Jember., 51)
  4. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk secara aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya dan dapat melatih keteranpilan berfikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah (Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 229). 
  5. Model Problem Based Learning (PBL) mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang masalah yang autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada para siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Menurut Arends model ini juga memiliki beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan produk atau karya, dan memamerkan produk tersebut, serta adanya kerja sama (Suryanti. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 20).
  6. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Menurut The George Lucas Educational Foundation adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun. (Widiyatmoko, A. 2012. Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai. (Online), (http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii), diakses 31 Maret 2018 : 53).
  7. Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching and Learning) model pembelajaran dengan enam kerangka pembelajaran (TANDUR) serta memperhatikan lingkungan belajar siswa dan dibutuhkan peran serta guru sebagai quantum teacher untuk mendayagunakan kemampuannya, mengorkestrasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) segalanya berbicara, (2) segalanya bertujuan, (3) pengalaman sebelum pemberian nama, (4) akui setiap usaha, (e) jika layak dipelajari, layak pula dirayakan (Chatib, 2010:37). Model Quantum Teaching and Learning terdapat unsur-unsur peristiwa pembelajaran yang dibagi menjadi dua katagori yaitu konteks dan isi (Chatib, M. 2010. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa :37-259).
Model pembelajaran :
  1. Model Pemerosesan Informasi : menjelaskan bagaimana cara individu memberikan respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah, serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non-verbal. .Macam MPI : a) Concept attainment (pencapaian konsep), b) Inductive thinking (berpikir induktif), c) Inquiri training (latihan penelitian), d) Advance organization (pemandu awal), e) Memorization (memorisasi), g) Scientific inquiry (penelitian ilmiah), g). Developing intellect (pengembangan keilmuan).
  2. Model personal : mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri individu. Dan proses lebih memperhatikan kehidupan emosional dan membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan realita unik. Macam MP : a). Non directive teaching (pengajaran tanpa arah), b). Synectics model (model sinektik/kreatif), c). Awareness training (latihan kesadaran), d). Classroom teaching (pertemuan kelas).
  3. Model interaksi sosial :  mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain, dan memusatkan perhatiannya kepada proses dimana realita yang ada dipandang sebagai suatu negoisasi sosial. Macam MIS : a). Group investigation (investigasi kelompok), b). Role playing (bermain peran), c). Juris prudental inquiry (penelitian yurispro-densi), d). Laboratory training (latihan laboratoris), e) Social science inquiry (penelitian ilmu sosial).
  4. Model sistem perilaku : ini dibangun atas teori kerangka perilaku.ciri dari model ini adalah adanya kecenderungan memecahkan tugas belajar kepada sejumlah perilaku yang kecil-kecil dan berurutan. Macam MSP : a). Masteri learning (belajar tuntas), b). Direct instruction (pembelajaran langsung), c). Learning self control (belajara kontrol diri), d). Training for skill and concept (latihan pengembangan keterampilan dan konsep), d). Assertive training (latihan asertif)

Let's watch this link : 


2. Contextual Teaching and Learning https://www.youtube.com/watch?v=HoGa36t89KA




"Enjoy Watching"

Komentar

  1. ilmu yang sangat bermanfaat bagi guru dan juga calon guru.

    dengan model pembelajaran guru dapat menjadikan pembelajaran yang menarik dan diminati bagi siswa.
    guru bisa memilih berbagai macam model pembelajaran sesui dengan tema yang telah ditentukan, supaya materi yang disampaikan dipahami oleh siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo om kholid segera dintegrasikan model ini di dalam pengajaran

      Hapus
  2. saya terfokus kesini pak yaitu Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). ini mungkin model pembelajaran yang sangat bagus, karena siswa disini disruruh untuk mengunkapkan fikirannya. tp yang menjadi problem yaitu karakter siswa yang berbeda-beda. ada yang bisa mengemukakan dan ada yang belum bisa. jadi mungkin ini PR bagi guru bagaimana supaya bisa mengkoordinir suatu kelas dengan banyak keanekaragaman karakteristik siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. PBL memang banyak diinati oleh para guru karena sifatnya sederhana namun butuh perencanaan yang matang ketika muncul pertanyaan di luar dari hasil literasi guru

      Hapus
  3. Mengunakan model pembelajaran membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Guru dan siswa jadi lebih fokus pada materi pembelajaran , guru mudah mentransfer isi pelajaran kepada siswa, siswa juga mudah menangkap isi pelajaran tersebutdan siswa tidak mudah bosan membahas isi materi pelajaran. Namun sayangnya masih ada guru yang kurang memperhatikan model pembelajaran ini. Istiqomah 18040050001

    BalasHapus
    Balasan
    1. mudah2an guru tersebut tidak ada di lokasi mengajarnya mb Istiqomah ya,...

      Hapus
  4. Dengan adanya model pembelajaran ini sangat bermanfaat tentunya baik itu untuk guru, maupun untuk peserta didik. Dengan adanya model pembelajaran ini dapat memudahkan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan langkah langkah yang akan ditempuh dalam proses pembelajaran, dengan adanya model pembelajaran siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, pembelajaran yang berlangsungpun menjadi terarah dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan banyaknya model pembelajaran ini dapat memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran sehingga siswa memiliki ketertarikan untuk mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu pemilihan model pembelajaran ini menjadi penting. Apalagi jika pembelajaran itu melatih anak untuk bisa bekerja sama dan melatih percaya dirinya.
    Sulastri (18.0405.006)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membentuk rasa percaya diri siswa dengan intergrasi model pembelajaran

      Hapus
  5. Dalam melaksanakan sebuah pembelajaran model pembelajaran merupakan faktor yang penting untuk menentukan keberhasilan anak dalam memahami materi yang disampaikan. Untuk itu dalam menerapkan model pembelajaran di kelas haruslah dengan model yang tepat. Model pembelajaran itu sangatlah beragam tentu saja setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Untuk itu sebagai pengajar atau guru hendaklah memilih model pembelajaran yang dianggap mampu bila diterapkan oleh kita karena bila model pembelajaranya itu bagus menurut kita tapi kita tidak mampu menerapkanya maka itu percuma saja. Tapi tidak ada salahnya kalau kita mencoba menerapkan model pembelajaran yang baik dan dianggap berbobot serta sesuai dengan karakter anak pada era saat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Artika Kurniasari 18.0405.0009

      Hapus
    2. Artika Kurniasari 18.0405.0009

      Hapus
    3. Mari mb Artika kita dalam teorinya insyallah besuk kalau ikut kuliah PPL tinggal prakteknya

      Hapus
  6. alhamdulillah atas ilmunya. disini ada banyak model pembelajran guru.. tapii tidak semua guru menggunakan model tersebut. kemudian dengan model pembelajaran guru dapat menjadikan pembelajaran yang menarik dan diminati bagi siswa.
    guru bisa memilih berbagai macam model pembelajaran sesui dengan tema yang telah ditentukan, supaya materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa.

    BalasHapus
  7. menurut saya penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong munculnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, membuat karya, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan berbagai pengelolaan yang membuat model pembelajaran itu akan berhasil

    BalasHapus
  8. Kalau menurut saya saat ini guru2 itu masih banyak yg menggunakan pada pembelajaran kontekstual akan tetapi sayangnya untuk komponen inkuiri yg masih kurang beberapa guru itu dlm mencapai tujuan hanya pada sekedar siswa ingat ya sudah itu saja...mungkin dengan belajar berbasis masalah guru bisa mewujudkan komponen inkuiri tersebut...agar siswa tidak hanya belajar membangun, bertanya dan lain sebagainya nya, akan tetapi mereka juga bisa menemukan masalah. Atau mungkin bisa menggunakan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa dan memudahkan guru dalam mengajar.

    BalasHapus
  9. betul mb Umri intergrasi model dengan media ajar sangat menarik sekali

    BalasHapus
  10. Pak bagaimana cara menggunakan model pembelajaran berbasis proyek di mapel matematika? Apakah cocok, karena biasanya menggunakan pembelajaran berbasis masalah??
    Lailatun Nissa Issholikhah 19.0405.0002

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua model yang disampaikan dalam materi diatas sangatlah menunjang dalam mengorganisasikan belajar peserta didik,. Pembelajaran berbasis projek bisa diguanakn pada mapel matematika,. misalnya Peserta didik diajak untuk mengidenfikasi model soal jual beli sayuran atau yang lain nantinya bisa dilakukan dengan eksplorasi angka ratusan, ribuan dst,. ya projek yang diberikan dalam bentuk soal cerita dalam matematika

      Hapus
  11. Model pembelajaran Memang sangat dibutuhkan untuk membantu guru dalam menerapkan bahan ajar yang perlu diampaikan kepada siswa.. lalu model pembelajaran apa yang bisa diterapkan untuk siswa MI kelas rendah dan tinggi pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari sekian banyak model pembelajaran yang disajikan, kelas rendah boleh dilakuan dengan aplikasi mode kooperatif dan kontekstual dengan tujuan untuk eksplorasi minat penasaran siswa kelas rendah,. dengan cara pendidik mengarahkan dan membimbingan sesuai tugas yang sangat sederhana sehinga tercipat ide dan jawaban brilian yang muncul secara langsungdari peserta didik

      Hapus
  12. Alhamdulillah terimakasih pak ahwy ilmu yang sangat bermanfaat sekali. Pak mengenai model pembelajaran problem based learning apakah itu sama dengan model pembelajaran discovery learning njeh ? Jika itu hampir sama, lalu apakah itu efektif jika kita lakukan dalam kelas yang besar (Jumlah yg banyak peserta didik nya)? Jika misalnya itu kurang efektif lalu bagaimana cara terbaik dalam melakukannya njeh pak, apabila kita bertemu dengan peserta didik yg lamban ? Terimakasih pak
    Farida Uswatun khasanah
    19.0405.0009

    BalasHapus
    Balasan
    1. PBD dan PDL sungguh berbeda, secara definif kita bisa menebak,. PBL point yang disajikan adalah menyelesaikan masalah dan masalah langsung dari pendidik setelah dilakukan uji coba sebelumnya, PDL poinnya dian peserta didik diberikan kemerdekaan unutk ekplorasi masalah dan dibawah ke kelas untuk didiskusikan dan muncul masalah dan masalah itu diselesaikan secara kooperatif... PBD dan PDL bisa dan sangat memungkinkan digunakan d kelas besar,..

      Hapus
  13. Penjelasan yang sangat bermanfaat terima kasih pak, Dari materi ini kita menjadi lebih tau apa saja macam - macam model pembelajaran yang nantinya bisa disesuaikan dengan pembahasan / materi ajar yang diberikan agar materi yang disampaikan bisa dipahami secara maksimal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mapel dan materi bisa menyesuaikan dengan model pembelajaran terklebih dahulu,..

      Hapus
  14. Dari materi ini, ternyata banyak sekali model model pembelajaran.. dan guru juga dapat berinovasi dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk siswa dengan berbagai modep pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran, namun dalam prakteknya terkadang guru hanya menggunakan model pembelajaran yang itu itu saja tanpa berinovasi.. terimakasih ilmunya pak, sangat membantu kami, agar ketika kita mengajar tidak hanya menggunakan satu model pembelajaran..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONDITIONAL SENTENCE

PASSIVE VOICE

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN