TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN



Pengertian :
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan  menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.


Tujuan Belajar : pada hakikatnya akan membentuk manusia yang mampu bersaing di dunia global, sehingga guru sejak di sekolah dasar sudah harus memiliki kemampuan untuk mempersiapkan peserta didiknya kearah SUMBER DAYA UNGGUL, yang tentu dengan cara disesuaikan dengan usianya. Manusia yang unggul adalah yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif dan produktif, mampu mengambil keputusan, mampu memecahkan masalah, belajar bagaimana, kolaborasi, mampu mengelola/mengendalikan diri.

Macam Teori Belajar :
  1. Teori Belajar Behavioristik : diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.  Ilmuan penganut behavioristik: Thorndike, Watson, Hull, Guthrie dan Skinner; Menurut Torndike belajar dapat dilakukan dengan mencoba-coba (trial and error), mencoba-coba dilakukan bila seseorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu, kemungkinan akan ditemukan respon yang tepat berkaitan dengan masalah yang dihadapinya. Hukum belajar menurut Torndike;  hukum kesiapan (low of readiness), hukum latihan (Law of Exercise) dan hukum akibat (Law of effect). Penerapan teori belajar behavioristik bisa diterapkan di sekolah melalui program sekolah untuk menumbuhkembangkan perilaku peduli lingkungan hidup pada siswa seperti program eco-mapping, program bank sampah sekolah dan program jumat bersih. Stimulus yang diberikan oleh personil sekolah bisa meliputi pemberian contoh, nasihat dan peringatan, serta pemberian hadiah. Sehingga siswa merespons positif dan menghasilkan perubahan pola pikir siswa yang lebih mencintai lingkungan dan perubahan perilaku yaitu mengelola sampah secara bijak. Penjelasan Tambahan : Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
  2. Teori Belajar Kognitivistik : Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Ilmuwan Robert M. Gagne; pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak atas dasar inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran, ditekankan oleh Piaget bahwa penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan, tidak menekankan pada praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya. Penjelasan Tambahan : Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
  3. Teori Belajar Humanistik : Konsep teori belajar Humanistik yaitu proses memanusiakan manusia, dimana seorang individu diharapkan dapat mengaktualisasikan diri artinya manusia dapat menggali kemampuannya sendiri untuk diterapkan dalam lingkungan. Teori Humanistik menekankan kognitif dan afektif memengaruhi proses. Penjelasan Tambahan :Menurut  teori  humanistik,  tujuan  belajar  adalah  untuk  memanusiakan manusia. Proses balajar dianggap berhasil jika seorang pelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Peran guru dalam teori ini adalah sebagai fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi,kesadaran mengenai makna kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.
  4. Teori Belajar Konstruktivistik : Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh siswa itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui dan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seorang (guru) kepada orang lain (siswa). Penerapan teori konstruktivisme di kelas; a) mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar; b) guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon; c) siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya. Penjelasan Tambahan : Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
  5. Teori Belajar Gestalt : Menurut pandangan teori gestalt seseorng memperoleh pengetahuan melaui sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunya kembali dalam struktur yang sederhana sehungga lebih mudah dipahami. Manfaat dari beberapa teori belajar adalah : a) Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar, b) Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran, c) Memandu guru untuk mengelola kelas, d) Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai, e) Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif, f) Membantu  guru  dalam  memberikan  dukungan  dan  bantuan  kepada  siswa  sehingga  dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.
  6. Teori Pembelajaran sosial : Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 dan Wielkeiwicks, 1995). Teori belajar sosial : Dalam  dasawarsa  terakhir,  penganut teori konstruktivisme memperluas fokus tradisionalnya pada pembelajaran individual ke dimensi pembelajaran kolaboratif dan sosial. Konstruktivisme sosial bisa dipandang sebagai perpaduan antara aspek-aspek dari karya Piaget dengan karya Bruner dan karya Vygotsky. Istilah Konstruktivisme komunal dikenalkan oleh Bryn Holmes di tahun 2001. Dalam model ini, "siswa tidak hanya mengikuti pembelajaran seperti halnya air mengalir melalui saringan namun membiarkan mereka membentuk dirinya." Dalam perkembangannya muncullah istilah Teori Belajar Sosial dari para pakar pendidikan. Pijakan awal teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatannya terhadap perilaku orang lain. Pakar yang paling banyak melakukan riset teori belajar sosial adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner. Meskipun classical dan operant conditioning dalam hal-hal tertentu masih merupakan tipe penting dari belajar, namun orang belajar tentang sebagian besar apa yang ia ketahui melalui observasi (pengamatan). Belajar melalui pengamatan berbeda dari classical dan operant-conditioning karena tidak membutuhkan pengalaman personal langsung dengan stimuli, penguatan kembali, maupun hukuman. Belajar melalui pengamatan secara sederhana melibatkan pengamatan perilaku orang lain, yang disebut model, dan kemudian meniru perilaku model tersebut. Baik anak-anak maupun orang dewasa belajar banyak hal dari pengamatan dan imitasi (peniruan) ini. Anak muda belajar bahasa, keterampilan sosial, kebiasaan, ketakutan, dan banyak perilaku lain dengan mengamati orang tuanya atau anak yang lebih dewasa. Banyak orang belajar akademik, atletik, dan keterampilan musik dengan mengamati dan kemudian menirukan gueunya. Menurut psikolog Amerika Serikat kelahiran Kanada Albert Bandura, pelopor dalam studi tentang belajar melalui pengamatan, tipe belajar ini memainkan peran yang penting dalam perkembangan kepribadian anak. Bandura menemukan bukti bahwa belajar sifat-sifat seperti keindustrian, keramahan, pengendalian diri, keagresivan, dan ketidak sabaran sebagian dari meniru orang tua, anggota keluarga lain, dan teman-temannya.
  7.  
You may open this access book : 
Zhou, Molly and Brown, David, "Educational Learning Theories: 2nd Edition" (2015). Education Open Textbooks. 1.

Komentar

  1. terimakasih atas ilmunya pak,, semoga senantiasa bermanfaat🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari berbagai macam teori belajar tersebut kita dapat menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Indah Kusuma Putri. 19.0401.0102.

      Hapus
  2. Dari beberapa teori yang ada , dan setelah dicermati ternyata kurikulum pembelajaran yang kita laksanakan sekarang termasuk dalam teori humanistik kenapa seperti itu? Ya tentu karna di kurikulum sekang peserta didik atau siswa yang harus lebih aktiv dan disini guru hanya sebagai fasilitator dan mendampingi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah , khususnya di tingkat sekolah dasar. Namun dengan adanya kurikulum yang seperti itu terkadang ada beberapa orang pendidik yang belum faham atas tugasnya pada teori ini, yang tentunya menjadikan kekurangan di dalam teori ini.

    BalasHapus
  3. semoga penambahan ilmu ini memberikan manfaat bagi saya dan para pembaca semuanya, Aamiin.

    Dalam suatu pembelajaran di sekolah misalnya, seorang guru harus mempunyai banyak referensi dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa, salah satunya adalah tentang Teori Belajar. dengan baanyaknya wawasan seorang guru diharapkan mampu memberikan pelayan yang terbaik baik siswanya.

    Dari pengertian, tujuan dan bentuk² teori di atas, seoarang guru / calon guru dapat belajar mana yang sekiranya cocok untuk digunakan dalam menyampaikan materi dan mengkondisikan kelas serta menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

    beberapa jenis teori diatas dapat membantu seorang guru menjadi pendidik yang baik bagi siswanya.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Menurut pendapat saya bahwa teori belajar sebenarnya banyak dan bisa berkembang seiring dengan bertambahnya zaman, namun pada intinya teori belajar ada dengan tujuan memberikan suatu model pembelajaran yang ditujukan untuk murid atau siswa dalam proses pembelajaran. Semakin bertambahnya zaman teori belajar semakin berkembang dan lebih mengarahkan anak didik atau murid untuk dapat belajar mandiri dan dapat menemukan jati diri mereka sendiri dari yang sederhana hingga anak disuruh untuk belajar dengan cara mereka melihat pengalaman langsung dari orang lain. Dan itu bagus bagi perkembangan anak untuk mempersiapkan masa depan yang akan datang dengan mandiri.
    Artika Kurniasari (18.0405.0009)

    BalasHapus
  6. Teori-teori tersebut sangat membantu kami calon guru untuk bagaimana kedepannya mendidik anak. Namun, melihat kondisi yg seperti ini tidak sedikit guru2 yg kurang memperhatikan teori2 tersebut sebagai referensi mereka dalam mengatur strategi pembelajaran di sekolah. Alangkah baiknya seorang guru dalam mengatur strategi itu harus matang, tersusun dengan rapi, dan bertanggung jawab. Dengan persiapan strategi yg matang untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut akan lebih mudah dan berhasil.
    Umri Nur Safitri (18.0405.0002)

    BalasHapus
  7. jadi menurut saya terkait dengan materi belajar teknologi pembelajaran.. jadii guru harus mampu bisa mengerti tentang keadaan siswa dalam proses belajar, perkembangan siswa dalam proses belajar, kemudian setelah guru bisa menggunakan teori belajar yang baikk untuk siswa

    BalasHapus
    Balasan
    1. tambahan dan untuk teori teori tersebutt sangat lah membantu untuk seorang guru dalam mendidik peserta didik. dan alhamdulillah bisa bermanfaat bagi saya Siti partimah 18.0405.0011

      Hapus
  8. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

    BalasHapus
  9. Terimakasih sangat bermanfaat,
    Dengan pemahaman tentang teori belajar ini membuat kita mengerti bagaimana menetapkan pembelajaran agar dapat tersampaikan secara optimal, karena guru harus mengerti strategi untuk menciptakan SDM unggul. Teori ini sangat membantu dalam mengerti teori belajar yang akan diterapkan kepada siswa.siswa juga tidak hanya mengikuti pembelajaran tetapi bagaimana siswa mampu mengaplikasikan hasil belajarnya.
    Sulastri (18.0405.0006)

    BalasHapus
  10. Bagaimana cara menumbuhkan stimulas dan respon pada anak Ketika dalam pembelajaran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada beberapa aspek yg harus dioenuhi ketika mau memunculkan stimulus dalam pembelajaran, misalnya dengan mngajak peserta didik mencari satau benda yg dianggap unik dan bisa dideskrisikan bersana guru dan siswa dengan strategi eksploratif-experience

      Hapus
    2. Aspek keterampilan : kolaboratif, kooperatif, berpikir kritis dan kreativitas

      Hapus
  11. Ilmu yang sangat bermanfaat,memang sebagai seorang pendidik harus mampu memahami bahkan memahami teori belajar,karena dalam proses pembelajaran guru harus bisa mengaplikasi terori itu untuk mendukung keberlangsungan proses pembelajaran ,agar bisa efektif,kondusif dan lain sebagainya.

    Dengan teori belajar ini pun guru juga bisa memahami sifat sifat anak ataupun karakter anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teori, konsep dan definitif hanya redaksi tertulis sebagai bukti adanya perubahan atas gaya belajar, namun yg terpenting adalah aplikasi teori belajar yg disesuaiakan dgn pembelajaran yg ada

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONDITIONAL SENTENCE

PASSIVE VOICE